Cara otak bekerja dalam proses kegiatan belajar
Assalamualaikum…..
Kawan- kawan
hari ini saya akan menulis kembali hasil dari resume buku yang telah saya baca
sebelumnya. Nah hari ini tema yang saya angkat agak berbeda dari tema- tema
yang sebelumnya sudah saya tuliskan melalui blog ya.
Nah kawan-
kawan hari ini saya akan menuliskan mengenai pembahasan tentang cara otak
bekerja. Nah dalam kehidupan di dunia ini otak merupakan komponen organ yang
sangat penting ya. Hampir seluruh kegiatan yang kawan- kawan lakukan ini semua
dikendalikan oleh otak, mulai dari berpikir, berbicara, melangkah, bergerak dan
juga aktivitas lainnya semua otak yang mmenjadi pokok untuk mengarahkan kemana
kita akan melakukan suatu hal atau kegiatan.
Kawan-
kawan, otak kita tidak berfungsi seperti alat perekam suara atau gambar.
Informasi yang masuk ke otak akan secara tidak langsung terus menerut
dipertanyakan. Otak kita akan secara otomatis tanpa kita sadari bertanya
tentang apakah saya pernah melihat atau mendengar informasi ini dan sebelumnya?
Di manakah informasi ini cocok nya? Apa yang bisa saya lakkan dengan informasi
yang sudah saya dapatkan ini? Bisakah saya mengamsumsikan atau memberikan bahwa
ide ini sama dengan ide saya yang kemarin atau ide pada bulan lalu atau ide
pada tahun lalu?
Secara tidak
sadar atau tanpa kita sadari otak kita tidak hanya sekedar menerima informasi
saja akan tetapi otak secara otomatis akan memprosesnya. Kawan- kawan untuk itu
agar informasi yang kita dapatkan dapat diproses secara efektif, maka otak akan
melakukan refleksi semacam itu baik secara eksternal (dari dalam) dan juga
secara internal ( dari luar). Jika kawan- kawan sedang melakukan diskusi atau
sedang berbincang tentang sesuatu hal atau perkara dengan orang lain dan jika
kawan- kawan diminta untuk mengajukan sebuah pertanyaan tentang informasi
tersebut, otak kita akan dapat belajar dengan lebih baik.
Sebagai contohnya kawan- kawan bisa meminta
siswa atau pun siswi di kelas pada saat waktu tertentu selama jam pelajaran
berlangsung, dengan mendiskusikan materi yang akan di berikan oleh guru.
Dibandingkan dengan siswa atau siswi di kelas pembanding yang tidak mendapatkan
jeda untuk berdiskusi, siswa ataupun siswi yang sempat melakukan diskusi
mendapat nilai dua angka lebih tinggi.
Kawan- kawan
yang lebih baik lagi, jika kawan- kawan dapat melakukan sesuatu terhadao
informasi tersebut, kawan- kawan bisa mendapatkan umpan balik tentang seberaoa
baik kawan- kawan memahaminya. Menurut john holt (1967), pembelajaran akan
meningkat jika sisw atau pun siswi diminta melakukan hal- hal berikut ini:
·
Menyampaikan kembali informasinya dengan
kata- kata mereka sendiri. Jadi setelah mendapatkan sebuah informasi nah siswa
ataupun siswi bisa mengulang informasi kembali menggunakan kata- kata sendiri.
·
Memberikan contoh- contohnya. Setelah
membaca sebuah materi atau informasi tentang suatu hal nah siswa ataupun siswi
dapat memberikan gambarannya berupa contoh- contoh agar terlihat lebih mudah.
·
Mengenalinya dalam berbagai macam bentuk
dan keadaan. Nah tidak hanya menyajikan sebuah informasi secara mendasar saja
tetapi bisa dipahami juga dengan berbagai macam bentuk dan juga keadaan.
·
Melihat hubungan antara informasi tersebut
dengan fakta atau ide lain. Nah dalam memahami sebuah informasi yang telah
didapatkan. Tidak hanya sekedar menerima informasi itu saja. Akan tetapi
bagaimana cara menghubungkan informasi tersebut sesuai dengan fakta atau ide
yang lainnya.
·
Menggunakannya dengan berbagai macam cara.
Nah selain itu dalam memperoleh sebuah informasi tidak hanya digunakan dalam
satu cara saja, akan tetapi bisa menggunakan berbagai cara.
·
Memperkirakan beberapa konsekuensinya. Nah
setelah itu kawan- kawan juga bisa memperhatikan atau mempertimbangkan
kinsekuensi yang akan terjadi nanti di kemudian hari atau di kedepannya.
Kawan- kawan
dalam hal ini, otak kita mirip layak nya seperti komputer, sedangkan kita
adalah penggunanya. Oleh karena itu hal penting adalah bahwa komputer tersebut
harus dihidupkan supaya computer tersebut dapat bekerja sebagaimana mestinya.
Dan begitu juga dengan otak kita, sama khalayaknya seperti computer yang juga
harus dihidupkan juga agar bisa kembali hidup saat proses belajar mengajar di
kelas.
Ketika
terjadi yang namanya proses belajar mengajar di kelas yang mana berlangsung
secara pasif, maka bisa dikatakan otak tidak hidup. Computer membutuhkan
peranti lunak yan tepat untuk menginterpetasikan data yang dimasukkan. Nah
sedangkan otak kita harus menautkan atau menghubungkan serta megaitkan hal- hal
yang sedang diajarkan kepada kita dengan hal- hal yang sudah kita ketahui
sebelumnya dan dengan cara bagaimana kita berfikir.
Kawan- kawan
saat proses pembelajaran terjadi secara pasif atau tidak aktif, maka otak
secara otomatis tidak akan membuat tautan sebagaiamana yang sudah dijelaskan
tadi ke peranti lunak di pikiran kita. Nah tentu ini akan menimbulkan
akibatnya. Akibat yang ditimbulkan adalah computer tidak dapat mengingat
informasi yang sudah di proses sebelumnya, akan tetapi juga tidak akan disimpan
juga.
Otak kita perlu yang namanya menguji sebuah
informasi, kemudian merangkumnya atau juga menejlaskannya kepada orang lain
agar dapat tersimpan di memori kita. Ketika proses kegiatan pembelajaran yang
dilakukan baik itu di dalam kelas ataupun di lakukan di luar kelas, terjadi
secara pasif, maka otak tidak akan menyimpan hal- hal yang telah di
presentasikan sebelumnya.
Kawan- kawan
apa yang terjadi ketika guru menjejali siswa ataupun siswi dengan gagasan-
gagasannya sendiri (sekalipun gagasannya memiliki wawasan yang mendalam dan
terkelola dengan baik), atau juga ketika seorang guru selalu sering untuk
mengandalkan demonstrasi dan juga penjelasan model yaitu dengan kata “ akan
saya tunjukkan caranya” dengan menuangkan fakta dan konsep ke dalam benak para
siswa ataupun siswi serta memamerkan keterampilan dan cara melakukannya,
sebenarnya akan mengganggu pembelajaran.
Presentasi
juga akan menciptakan kesan langsung di otak, akan tetapi jika tidak memiliki
ingatan fotografis, siswa ataupun siswi tidak akan dapat mengingatnya sama
sekali. Hal ini tentu saja belajar yang sesungguhnya tidak akan sama dengan
menghafalkannya. Oleh karena itu maka sebagaian besar yang kita hafalkan akan
lenyap hanya dalam hitungan jam saja. Hal ini dikarenakan belajar tidak bisa
ditelan secara utu atau secara mentah saja. Agar hal- hal yang telah diajarkan
melekat di ingatan, siswa ataupun siswi harus mengunyah.
Seorang guru
tidak dapat melakukan pekerjaan mental semacam itu bagi siswa ataupun siswi,
karena siswa ataupun siswi harus menyatukan atau menggabungkan semua yang sudah
mereka dengar dan melihatnya sebagai satu kesatuan yang bermakna. Tanpa
kesempatan untuk berdiskusi, mengajukan pertanyaan, melakukan, dan bahkan mengajarkannya
kepada orang lain, belajar yang sesungguhnya tidak akan terjadi.
Lebih lanjut
lagi, belajar bukanlah kegiatan yang terjadi satu kali saja. Namun prose
belajar mengajar berlangsung seperti gelombang. Dibutuhkan keterlibatan dengan
materinya, supaya dapat dikunyah cukup lama sehingga murid dapat lebih
memahaminya. Dibutuhkan juga beberapa jenis keterlibatan, tidak hanya sekedar
memasukkan materinya secara berulang- ulang. Misalnya matematika dapat
diajarkan dengan akat bantu konkret, melalui latihan mengerjakan soal- soal dan
dengan mempraktikkannya dalam aktivitas sehari- hari.
Setiap cara dalam
menyajikan suatu konsep akan membentuk pemahaman murid dan yang lebih penting
lagi adalah cara keterlibatan itu terjadi. Jika ini terjadi pada pembelajar,
akan ada sedikit keterlibatan mental oleh si pembelajar. Ketika pembelajaran
berlangsung secara pasif, pembelajar terliat tanpa rasa ingin tahu, tanpa
pertanyaan dan tanpa ketertarikan pada hasilnya ( kecuali mungkin dalam nilai
yang akan diterimanya). Ketika pembelajaran berlangsung secara aktif,
pembelajar mencari sesuatu. Ia akan menginginkan jawaban atas suatu pertanyaan,
membutuhkan informasi untuk memecahkan suatu masalah atau mencari cara untuk
melakukan suatu pekerjaan.
Nah kawan-
kawan sekian sekilas pembahasan resume yang dapat saya tulis, semoga bermanfaat
untuk kita semua. Tetap semangat dan terus belajar ya kawan- kawan. Karena masa
depan bangsa kita kedepannya berada di tangan anak bangsa dan masa depan anak
bangsa berada ditangan seorang guru yang bekompeten dan terus berusaha dalam
mmberikan kulaitas pendidikan yang lebih baik.
Assalamualaikum……..
Nama penulis : Juli Astuti
Nim : 11811001
Kelas/ Semester: PAI A/ 6
Sumber referensi: Buku Pembelajaran Aktif 101 Strategi Untuk
mengajar secara Aktif. Penerjemah Yovita Hardiwati. 2013. P.T Indeks.