Sepuluh tata letak untuk ruang kelas

 

Assalamualaikum…….

Kawan- kawan hari ini saya akan membagikan tulisan yang saya dapatkan dari sebuah buku, nah kali ini tulisan yang saya bagikan berkenaan dengan variasi tempat duduk. Dalam menyampaikan sebuah materi pembelajaran, tentu seorang guru harus memperhatikan aspek yang mendukung bagi kenyamanan siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satunya alah kondisi dan bentuk tempat duduk siswa ataupun siswinya. Jika siswa maupun siswi nyaman dan mendapat pengalaman baru dalam variasi tempat duduk, maka guru dalam menyampaikan materi pembelajaran juga akan menjadi lebih mudah masuk. Dengan begitu suasana dalam proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan juga lebih menyenangkan.

Dalam proses pembelajaran, tata letak ruang kelas dapat berubah dan disesuaikan dengan kondisi yang ada. Kawan- kawan bisa menerapkan beberapa tata letak yang ada dibawah ini untuk dijadikn acuan atau pedoman kawan- kawan dalam mengatur atau merubah tata letak ruang kelas. Berikut inti bentuk dan tata letak untuk ruang kelas:

1.      Bentuk U

Kawan- kawan ni adalah susunan untuk segala macam kegunaan. Siswa ataupun siswi dapat menggunakan bentuk ini untuk membaca atau menulis, bisa melihat guru ataupun media pembelajaran seperti media visual dengan mudah, dan juga peserta didik dapat saling melihat atau memandang saat berkomunikasi. Tata letak kelas seperti ini juga dapat mempermudah aktivitas yang dilakukan secara berpasangan apalagi jika ada dua kursi disetiap mejanya. Bentuk ini dianggap ideal dalam proses pembagian lembaran materi pelajaran secara cepat kepada peserta didik, karena guru bisa berdiri ditengah- tengah ruangan dalam bentuk U ini dan juga bisa berjalan ke berbagai arah dengan lembaran materinya.

Pastikan ada ruang kosong di keliling luar bentuk U supaya sub kelompok yang terdiri dari tiga siswa atau lebih memundurkan ursinya dari meja untuk Saling berhadapan. Kawan- kawan juga bisa mengatur kursi, bangku atau meja persegi dalam bentuk U sehingga menjadi seperti setengah lingkaran.

 

2.      Gaya Tim

Selanjutnya kawan- kawan bisa membentuk dengan gaya tm. Dengan mengelompokkan meja- meja di dalam kelas, kawan- kawan dapat meningkatkan interaksi antar tim. Kawan- kawan juga dapat meletakkan kursi- krsinya mengelilingi meja untuk interaksi yang palng akrab. Jika kawan- kawan memilih tat letak seperti ini, maka ada siswa ataupun siswi yang harus memutar kursinya untuk melihat kawan- kawan mengajar, papan tulis, atau layar proyektor yang berada di depan kelas.

Kemudian kawan- kawan juga dapat meletakkan tempat duduknya membentuk setengah lingkaran sehingga tidak ada siswa ataupun siswi yang membelakangi bagian depan kelas.

 

3.      Meja konferensi

Kawan- kawan selanjutnya iala variasi meja komferensi. Untuk susunan meja konferensi ini merupakan susunan terbaik apabila meja yang digunakan tersebut bundar atau persegi. Dengan mengatur seperti ini maka akan meminimalkan peran kawan- kawan nantinya sebaga guru dan juga dapat memaksimalkan seluruh siswa ataupun siswi. Dengan meja berbentuk empat persegi panjang dapan menciptakan suasana yang formal apabila kawan- kawn nantinya berlaku sebagai guru berada atau duduk di ujung meja.

Tetapi jika nanti kawan- kawan selaku guru duduk di tengah pada sisi panjang meja, maka siswa ataupun siswi yang berada di ujung meja akan merasa tidak di ikut sertakan. Oleh karena itu kawn- kawan bisa membentuk susunan meja konferensi dengan menyatukan beberapa meja yang lebih kecil ( bagian tengah biasanya di kosongkan).

4.      Lingkaran

Kemudian variasi atau bentuk selanjutnya yang bisa kawan- kawan terapkan ialah dengan membuat atau menerapkan bentuk lingkaran. Untuk susunan bentuk lingkaran ini, kawan- kawan bisa mendudukkan siswa ataupun siswi dalam formasi lingkaran tanpa meja. Nah dengan begini maka akan terjadi yang namanya interaksi tatap muka secara langsung. Bentuk atau formasi ligkaran ini ideal untuk diskusi yang mana melibatkan seluruh kelompok.

Jika terdapat ruangan kosong di sekeliling lingkaran, kawan- kawan dapat meminta siswa ataupun siswi untuk mengubah tata letak kursi mereka masing- masing sehingga terbentuk banyak sub kelompok. Tetapi jika kawan- kawan ingin siswa ataupun murid mempunyai tempat untuk mereka menulis, kawan- kawan bisa menggunakan pngaturan periferal. Kawan- kawan bisa meminta siswa maupun siswi untuk memutar kursi mereka masing- masing jika kawan- kawan ingin melakukan diskusi kelompok.

 

5.      Kelompok dalam kelompok

Kawan- kawan selanjutnya ialah variasi atau bentuk kelompok dalam kelompok. Dengan membuat pengaturan seperti ini maka akan memungkinkan kawan- kawan untuk mengadakan disksi model fishbowl atau untuk permainan peran, debat, atau mengamati aktivitas kelompok.  Untuk desain yang paling umum dilakukan ialah terdiri dari dua lingkaran kursi yang konsentris atau kawan- kawan juga dapat meletakkan sebuah mej rapat di bagain tengah. Dengan dikelilingi ole siswa maupun siswi oleh kursi- kursi yang membentuk lingkaran luar.

 

6.      Tempat kerja

Kawan- kawan pengaturan ini sebenarnya cocok untuk lingkaran laboratorium yang aktif. Setiap siswa maupun siswi menempati satu meja kerja untuk melakukan suatu procedure atau tugas (misanya dengan menghitung, mengoperasikan mesin, melakukan pekerjaan laboratorium). Langsung setelah caranya di demonstrasikan. Kawan- kawan ini merupakan satu cara yang bagus sekali supya siswa ataupun siswi mau belakar secara berpasangan adalah dengan menempatkan dua orang siswa ataupun siswi di satu meja.

 

7.      Pengelompokkan tersebar

Kawan- kawan cara selanjutnya ialah variasi dengan bentuk pengelompokkan tersebar. Jika ruang kelas kawan- kawan cukup besar atau dekat dengan ruangan yang luas, tempatkanlah ter;ebih dahulu (jika memang memungkinkan) semua meja dan kursi yang daoat digunakan oleh setiap sub- sub kelompok untuk aktivitas belajar kelompok. Kemudian kawan- kawan buatlah jarak sebarannya sejauh mungkin antara yang satu dengan yang lainnya sehingga kelompok- kelompok tersebut tidak akan saling mengganggu.

Namun perlu kawan- kawan ingat untuk hindari membuat jarak sebarannya terlalu jauh dari ruang kelas. Hal ini tentu akan sulit menjaga hubungannya dengan pelajaran di kelas.

 

8.      Susunan tanda pangkat.

Selanjutnya ialah tata letak susunan tanda pangkat. Untuk tata letak ruang kelas yang tradsional ( bangku- bangku diatur secara berderetan) tidak mendukung dilakukannya pembelajaran aktif. Ketika ada sejumlah siswa (30 atau lebih) dan yang tersedia hanya meja persegi, terkadang siswa perlu diatur dalam “gaya ruang kelas” susunan berbentuk V atau tanda pangkat secara berulang akan mengurangi jarak diantara para siswa, membuat jaral pandang ke bagian depan kelas lebih baik dan lebih memingkinkan untuk melihat siswa lainnya daripada entuk deretan yang lurus. Dalam susunan seperti ini, gang yang paling tengah lebih baik dihilangkan.

 

9.      Ruang kelas tradisional

Jika tidak ada acara untuk mengubah deretan lurus bangku atau meja atau kursi, cobalah mengelompokkan kursi- kursinya secara berpasangan. Usahakan jumlah deretannya genap dan ada cukup ruang antara deretan- deretan tersebut, sehingga setiap pasang siswa di daerah ganjil dapat memutar kursinya ke belakang dan membentuk kelompok berjumlah empat orang dengan pasangan yang duduk tepat di belakangnya di deretan berikutnya.

 

10.  Auditorium

Meskipun auditorim memberikan lingkungan yang sangat terbatas untuk pembelajaran aktif, masih ada yang bisa dilakukan. Jika kursinya bisa dipindah- pindahkan aturlah membentuk lengkungan agar siswa maupun siswi lebih dekat satu sama lain, dan memiliki jarak pandang kedepan yang lebih baik. Jika kursinya tidak dapat digeser- geser, mintalah siswa untuk duduk seddekat mungkin ke tengah. Bersikaplah tegas dengan permintaan ini, jika perlu batasilah bagian- bagian auditorium yang tidak boleh ditempati. Ingat meskipun auditoriumnya sangat besar dan muridnya sangat banyak, siswa tetap dapat bekerja secara berpasangan dan aktivitas pembelajaran aktif yang membutuhkan patner dapat diterapkan.

 

Nah kawan- kawan sekian sekilas coretan yang dapat saya tulis, semoga bermanfaat untuk kita semua. Tetap semangat dan terus belajar ya kawan- kawan. Karena masa depan bangsa kita kedepannya berada di tangan anak bangsa dan masa depan anak bangsa berada ditangan seorang guru yang bekompeten dan terus berusaha dalam mmberikan kulaitas pendidikan yang lebih baik.

Assalamualaikum……..

 

 

Nama penulis    : Juli Astuti

Nim                   : 11811001

Kelas/ Semester: PAI A/ 6

 

Sumber referensi: Buku Pembelajaran Aktif 101 Strategi Untuk mengajar secara Aktif. Penerjemah Yovita Hardiwati. 2013. P.T Indeks.